Tampilkan postingan dengan label Microsoft. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Microsoft. Tampilkan semua postingan

Ulah Bos Windows yang Mundur Terungkap



Steven Sinofsky, Presiden Unit Windows, telah resmi muncur dari Microsoft awal pekan ini. Kepergian pria yang telah bekerja di Microsoft kurang lebih 25 tahun ini menjadi kabar besar, sebab Microsoft belum lama ini meluncurkan sistem operasi terbarunya, Windows 8 pada akhir bulan lalu.

Spekulasi lalu muncul atas keputusannya meninggalkan Microsoft, mulai dari spekulasi terkait perkembangan produk hingga intrik politik di perusahaan. Sudah rahasia umum Sinofsky berambisi meraih pimpinan puncak perusahaan yang saat ini dipegang oleh Steve Ballmer.

Mantan karyawan Microsoft, Hal Berenson, mengatakan ia telah mendengar Sinofsky akan meninggalkan Microsoft pasca peluncuran Windows 8. Mengutip Bussines Insider, Barenson mengatakan berdasarkan keterangan dari koleganya, Sinofsky merasa diasingkan oleh sebagian besar pemimpin senior Microsoft, juga sebagian besar staf eksekutif.

Berenson juga meyakini bahwa Sinofsky mencoba untuk mengambil kendali kelompok Windows Phone, namun akhirnya ia harus berhenti. Jika Sinofsky mampu mengendalikan Windows Phone, kata Berenson, para eksekutif mobile Microsoft disebut akan meninggalkan perusahaan.

Namun nyatanya, seperti dilansir All Things D, Sinofsky mampu menunjukkan prestasi dalam mengembangkan Windows dan mendorong sistem operasi itu ke arah yang baru.

Meski demikian, sifat personal Sinofsky malah menyebabkan kepergian beberapa eksekutif Microsoft sebelumnya. Di antaranya Stephen Elop, Ray Ozzie, Robbie Bach dan J Allard.

"Dia tidak memiliki faksi, kecuali mereka yang bekerja dengannya. Dia membuka pertarungan," kata sebuah sumber yang dilansir All Things D.

Mantan kepala software arsitek Microsoft, Ray Ozzie juga menjadi musuh Sinfosky, terkait bagaimana dunia berbasis cloud yang terbentuk dan bagaimana Microsoft harus meresponnya. Akibat pertarungan ini, Ozzie meninggalkan Microsoft pada 2010.

Sinofsky juga terlibat perselisihan dengan mantan pemimpin unit Entertainment and Device, Ribbie Bach dan J Allard. Microsoft mengurangi rencana soal tablet, lalu memberikan tanggung jawab tablet ke tim Windows. Akhirnya keduanya meninggalkan Microsoft pada 2010.

Sinofsky juga bentrok dengan mantan kepada Divisi Business Microsoft, Stephen Elop, yang saat ini menjadi CEO Nokia.

Ballmer akhirnya menyadari bahwa figur Sinofsky tidak cocok untuk pengembangan perusahaan ke depan. Bahkan seorang sumber All Things D mengatakan Ballmer membicaraan masalah ini dengan pendiri Microsoft, Bill Gates.

Mengingat kepergian beberapa eksekutif tersebut, Sinofsky menjadi dilema bagi perusahaan. "Ia telah memecah belah perusahaan dari dalam," kata Berenson.



Sumber


5 Spekulasi Bos Windows Tinggalkan Microsoft



Steven Sinofsky, Presiden Unit Windows telah resmi muncur dari Microsoft awal pekan ini. Kepergian pria yang telah mengabdi di Microsoft sekitar 25 tahun itu menjadi kabar besar. Mengingat, Microsoft belum lama ini meluncurkan sistem operasi terbarunya, Windows 8 akhir bulan lalu.


Banyak spekulasi, apa yang menjadi latar belakang Sinofsky mengambil keputusan keluar dari perusahaan perangkat lunak dunia tersebut. Sayangnya, Microsoft belum terbuka tentang keputusan Sinofsky pergi, apakah atas kesepakatan bersama ataupun sebaliknya.

Terkait kepergian Sinofsky, Chief Executive Officer (CEO) Microsoft, Steve Ballmer, hanya menuliskan bahwa "Sinofsky telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan." Tetapi, Ballmer tidak mengatakan lebih dari itu. Lantas, apa yang menjadi alasan sebenarnya Sinofsky meninggalkan Microsoft.

Setidaknya muncul beberapa spekulasi yang mengiringi kepergian Sinofsky. Berikut ini beberapa spekulasi yang muncul berdasarkan Huffington Post.

Berambisi jadi CEO Microsoft

Sinofsky dikaitkan berambisi ingin menjadi CEO Microsoft. Salah satu sumber berbicara dalam laman Business Insider bahwa Sinofsky ingin menjadi CEO berikutnya pascapengapalan Windows 8. Namun, keinginan Sinofsky ini tidak bisa dipenuhi perusahaan. Alasannya, CEO Microsoft, Steve Ballmer, pernah mengatakan kepada koleganya bahwa ia akan tetap di Microsoft hingga 2017 atau 2018.

Tak disukai di perusahaan

Beberapa pihak di sekitar perusahaan menganggap Sinofsky sebagai figur yang kurang kooperatif dengan rekan kerja. Sinofsky pernah meminta bahwa ia berjanji akan menjadi CEO atau mundur. Sinofsky juga dikenal mendebat orang yang mengganggu cengkeramannya pada waralaba Windows.

Penulis Mary jo Foley di laman ZDNet meyakini problem ini sebagai alasan terkuat kepergian Sinofsky. Karena, Windows membutuhkan pemimpin yang lebih kolaboratif yang bersedia bekerja dengan eksekutif lain dalam perusahaan. Terlebih, karena integrasi dengan Xbox dan website Microsoft seperti Bing menjadi lebih penting.

Penjualan Windows tergelincir

Spekulasi ini muncul setelah Ballmer mengatakan penjualan tablet Surface yang "merendah". Sementara itu, angka penjualan pasti untuk produk lain belum dipublikasikan. Indikasi lain yang mengatakan kinerja Sinofsky teringkas dalam laporan Nick Wingfield diThe New York Times.

Ia menuliskan bahwa dalam kajian internal atas kinerja Sinofsky tahun lalu, dia disalahkan karena gagal untuk memastikan Microsoft sesuai dengan perjanjian 2009 dengan regulator Eropa. Perjanjian untuk menawarkan kepada pengguna sebuah cara mudah menginstal browser web kompetitif dalam Windows. Sinofsky juga disalahkan untuk penurunan pendapatan 3 persen dari bisnis Windows.

Microsoft rekrut mantan kepala iOS Apple

Microsoft siap mempekerjakan mantan bos iOS Apple, Scott Forstall. Mantan kepala sistem operasi mobile Apple ini meninggalkan Apple pada Oktober lalu pascapeluncuran iOS 6 yang menuai berbagai kritikan.

Mencari tantangan lain

Sinofsky sendiri sudah memberikan alasannya dalam memo yang ditujukan kepada para staf Windows. Ia mengatakan, alasannya keluar untuk mendapatkan pengalaman baru di perusahaan lain.


Sumber