Tampilkan postingan dengan label Nasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasa. Tampilkan semua postingan

Radiasi Mars Mirip Bumi, Astronot Bisa Saja Mendarat




Robot penjelajah NASA, Curiosity, menemukan tingkat radiasi di permukaan Mars mirip dengan radiasi di Bumi. Ini memunculkan harapan, suatu saat nanti manusia bisa benar-benar mendarat di planet Mars.


“Astronot bisa hidup di lingkungan Mars,” kata Don Hassler dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Hassler merupakan peneliti utama instrumen deteksi radiasi di Curiosiry, Radiation Assessment Detector (RAD).



RAD bertujuan mengkarakterisasi lingkungan radiasi Mars, baik untuk membantu ilmuwan menilai potensi planet ini di masa lalu maupun saat ini sebagai pusat kehidupan, maupun untuk membantu eksplorasi berawak di masa depan di planet merah itu.



Hassler menjelaskan, sejak Curiosity mendarat di Mars Agustus 2012, RAD telah mengukur tingkat radiasi Mars secara luas dibandingkan dengan yang dilakukan oleh awak kapal dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Radiasi di permukaan Mars ditemukan setebal satu persen atmosfer Bumi.



Meski hanya satu persen dari atmosfer Bumi, temuan ini menunjukkan bahwa atmosfer Mars menyediakan sejumlah besar lapisan perlindungan dari bahaya. Mars sendiri sebelumnya diketahui kekurangan medan magnet. Padahal medan magnet ini – seperti yang ada di Bumi –  yang memberikan lapisan pelindung lainnya.



Para peneliti RAD mengatakan, tingkat radiasi di Mars naik turun antara 3 sampai 5 persen tiap hari, seiring dengan penebalan dan penipisan atmosfer harian Mars. Temuan RAD ini hanya awalan, karena Curiosity baru tiga bulan berada di Mars dari total misi dua tahun yang direncanakan.



Hassler dan timnya belum menetapkan jumlah tepat pada tingkat radiasi Mars, agar seorang astronot bisa mendarat di planet itu. “Seiring waktu, kami akan mendapatkan angka-angka,” ujarnya. RAD hanyalah satu dari sepuluh instrumen sains yang dimiliki Curiosity, yang digunakan untuk menentukan apakah Mars bisa mendukung kehidupan mikroba.


Sumber

Planet Baru Ditemukan di Zona Layak Huni, Mirip Bumi



Sejumlah tim ahli astronomi dari Jerman telah menemukan sebuah planet baru yang mengorbit dekat dengan matahari. Planet ini memiliki iklim yang sama dengan bumi dan dapat mendukung kehidupan.

Tim ini menemukan tiga planet baru yang mengorbit pada jarak 44 tahun cahaya dari bumi. Namun hanya satu planet yang berada pada Zona Goldilocks, di mana berada di sekitar matahari yang suhunya tidak terlalu panas dan dingin, serta memiliki kandungan air.

"Planet (yang diberi nama) HD 40307g adalah bintang katai tua (old dwarf star) yang sempurna dan tenang. Jadi planet itu memiliki iklim yang sama dengan bumi," kata Guillem Angla, dari Universitas Goettingen Jerman, yang memimpin penelitian bersama Mikko Tuomi dari Universitas Hertfordshire Inggris, dilansir dari Reuters.

Planet ini memiliki berat sekitar tujuh kali lebih besar dari bumi dan mengorbit pada jarak sama dari matahari. Sehingga planet baru ini dapat menerima sejumlah energi dari matahari sama seperti yang didapatkan bumi.

Sudah lebih dari 800 planet yang telah ditemukan di luar tata surya sejak pertama kali terdeteksi pada awal tahun 1990-an. Tapi hanya sedikit planet yang masuk ke dalam zona layak huni. Bahkan sangat jarang planet yang ditemukan pada zona memutar (beda waktu siang dan malam)

Tapi tidak dengan yang satu ini. Planet ini memiliki waktu siang dan malam dan membentuk lingkungan yang sama dengan bumi. 

"Ini adalah planet yang paling dekat dengan bumi dan berada pada zona layak huni," kata Hugh Jones, Astronom dari Universitas Hertfordshire.

"Selain itu planet ini juga berada pada orbit yang sebanding dengan bumi. Sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa planet ini layak huni," kata Hugh Jones.

Penemuan yang dilakukan para astronom ini telah diresmikan dalam sebuah makalah penelitian di Jurnal Astronomi dan Astrofisika dengan mengambil data dari spektograf HARPS, yang didapat dari European Southern Observatory telescope di La Silla, Gurun Pasir Atacama, Chili.

Perangkat HARPS mampu menangkap perubahan kecil pada warna cahaya yang berasal dari planet baru tersebut, yang merupakan pengaruh dari gravitasi planet yang sedang mengorbit.

Tim ini menggunakan teknik baru untuk mendapatkan sinyal yang berasal dari planet baru tersebut. "Ini secara signifikan meningkatkan sensitivitas kami dan memungkinkan kami untuk mengungkapkan tiga planet lain di sekitar planet baru itu," kata Mikko Tuomi dari Universitas Hertfordshire Inggris.


Sumber

Hujan Meteor Orionid Ahad Dini Hari, 1 Jam 20 Meteor


Akhir pekan ini, para pengamat bintang akan menyaksikan fenomena hujan meteor yang berasal dari komet paling tenar sejagad, Halley, yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali. Hujan meteor Orionid. 

"Dimulai Minggu (21/10) dini hari antara pukul 01.00 sampai Subuh. Bisa dengan melihat arah rasi Orion, yaitu dari timur sampai atas kepala kita," jelas Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin kepada VIVAnews, Kamis 18 Oktober 2012.

Pemandangan tersebut dapat terlihat seperti bintang jatuh  dan hanya berlangsung secara sekilas.

"Per jam ada 20 meteor dan tiga menit sekali ada satu  meteor, dan hanya beberapa detik kemudian akan terbakar. Ini terjadi  di ketinggian antara 70 sampai 100 km," lanjutnya.

Thomas juga menambahkan, meteor hasil sisa debu Komet  Halley tersebut tidak berbahaya karena  hanya berupa butiran halus saja.

Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh wilayah  Indonesia dengan syarat cuaca cerah, medan pandang tidak terhalang, dan  jauh dari polusi cahaya. "Pengamatan jangan dari tengah kota. Polusinya cahayanya  kuat sekali," saran Thomas.

Sebelumnya, pada 8 Oktober 2012 terjadi puncak hujan meteor Draconids tahun 2012. Hujan meteror ini berasal dari sisa-sisa debu komet Giacobini-Zinner.

Sumber

Banyak Ahli UFO dan Ilmuwan Tewas Misterius, Dibunuh?




Laporan penampakan benda terbang aneh atau UFO mengemuka pasca Perang Dunia II. Diawali keterangan pengusaha Amerika Serikat, Kenneth Arnold yang mengaku melihat sembilan obyek terbang melintasi Gunung Rainier pada 24 Juni 1947.
 
Disusul insiden di Roswell, New Mexico pada 4 Juli 1947 yang termahsyur. Memicu dugaan militer AS menyimpan serpihan piring terbang dan jasad alien di pangkalan rahasia yang disebut Area 51.

Sejak saat itulah, sejumlah orang mendedikasikan diri untuk meneliti fenomena UFO. Hingga saat ini belum ada yang berhasil membuktikannya secara ilmiah, namun kejadian aneh dilaporkan terjadi pada para "peneliti UFO".

Sejumlah orang yang melakukan penelitian tentang UFO di tahun 1970-an dan 1980-an meninggal secara misterius. Ada kemungkinan mereka dibunuh. Kesimpulan ini disampaikan astronom amatir sekaligus mantan penasihat dalam pemerintahan AS, Timothy Hood dalam sebuah konferensi internasional tentang pencarian mahluk ekstraterrestrial di Amsterdam, Belanda. 

Kesimpulan Hood didasari studi selama 30 tahun mengenai topik ini. Salah satunya adalah astronom tenar asal AS, Morris K. Jessup, yang bukunya tentang mahluk cerdas di luar bumi laris manis dan jadibestseller. Ia dinyatakan tewas bunuh diri dengan membuka pipa knalpot, mengunci pintu mobilnya, dan menyalakan mesin. Keracunan karbon monoksida.

Juga Profesor James Edward McDonald, yang pernah menjabat sebagai kepala Institute of Atmospheric Physics of the Earth dan gemar mempelajari obyek terbang tak dikenal. Ia diduga bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri.

Dikutip dari Pravda, Edward Ruppelt yang pernah mengepalai proyek studi benda-benda tak dikenal di langit Amerika Serikat meninggal akibat sakit jantung di usia relatif muda, 37 tahun. Pada 5 November 2011, William Milton Cooper, peneliti UFO terkenal yang sering melancarkan tuduhan bahwa pemerintah AS menyembunyikan kebenaran tentang UFO, tewas ditembak polisi di rumahnya di Arizona. Ia yang menderita delusi, diketahui membeli banyak senjata untuk membentuk unit khusus melawan pemerintahan rahasia yang dipimpin alien. 

Sebelum insiden, polisi mengatakan, tindakan Cooper mengancam warga. Polisi pun mengepung peternakan di mana dia tinggal, di bawah ancaman Cooper bahwa ia akan menembak siapapun yang masuk ke propertinya. Akibatnya seorang polisi luka parah, Cooper pun akhirnya tewas.

Ilmuwan juga jadi target
Penulis novel terkenal, Sidney Sheldon yang kala itu sedang menyelesaikan novelnya, "The End of the World", terkesima dengan serangkaian kematian misterius di kalangan ahli Inggris yang terkaitpengembangan senjata luar angkasa atau senjata canggih lainnya. Ia pun menyusun daftar yang disebut "Sheldon list".
Masuk dalam daftar kematian misterius adalah Professor Arshad Sharif. Pada Oktober 1986 ia diduga tewas bunuh diri dengan cara mengikatkan tambang ke sebuah pohon, lalu ujung satunya ia lilitkan ke lehernya. Sharif lalu diduga masuk mobil dan tancap gas. Beberapa hari kemudian, profesor dari London lainnya, Vimal Dazibay, menjatuhkan diri ke Jembatan Bristol. Keduanya bekerja dalam proyek pengembangan senjata elektronik milik pemerintah Inggris, serupa dengan "Star Wars" di AS. 

Jumlah kematian misterius memuncak di tahun 1987. Pada Bulan Januari, ilmuwan lain, Avtar Singh-Guide, dilaporkan hilang. Belakangan ia dinyatakan telah meninggal dunia. Pada Februari 1987, Peter Pippel tertabrak mobilnya di garasi rumahnya sendiri. Bulan Maret di tahun yang sama, David Sands dinyatakan bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya ke sebuah bangunan. 

Masih di tahun 1987, di bulan April, empat developer program luar angkasa meninggal: Mark Wiesner gantung diri, Stuart Gooding jadi korban pembunuhan, David Greenhalgh jatuh dari jembatan, dan Shani Warren karena tenggelam. Di bulan Mei 1987, giliran Michael Baker tewas dalam kecelakaan mobil. 

Dalam jangka waktu yang tak seberapa lama 25 orang yang berkaitan dengan program luar angkasa tewas. Sidney Sheldon yang menyusun daftar kematian misterius itu yakin, itu ada hubungannya dengan alien. 

Senada, Timothy Hood berpendapat, kematian mereka disengaja. Diduga mereka dibungkam karena dirasa terlalu banyak tahu. 

Di tahun 1970-an dan 1980-an, ada sejumlah penelitian UFO rahasia,  misalnya di AS seperti  "Blue Book", "Aquarius", "Area 51", "Majestic 12", dan GEIPAN. 

Atau kemungkinan yang lebih masuk akal, kematian misterius mereka tak ada kaitannya dengan alien, UFO atau apapun dari dunia lain. Melainkan terkait rahasia militer atau fakta yang sengaja dipalsukan oleh penguasa. (umi) (vivanews.com)

Obyek Terang Misterius di Mars Ganggu Kerja Curiosity




Sejak mendarat di permukaan Planet Mars 5 Agustus 2012 lalu, misi kendaraan penjelajah (
rover) Curiosity di Kawah Gale, selalu menghadirkan cerita-cerita menarik. 

Foto-foto jarak dekat yang menggambarkan permukaan planet merah dengan lebih jelas, temuan bekas aliran air di Mars, juga jejak rodanya yang mirip tapak kaki Neil Armstrong di Bulan. 

Baru-baru ini, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap, Curiosity mendeteksi obyek terang di permukaan tanah, saat rover itu mengumpulkan dan menyaring tanah Mars untuk kali pertamanya. 

Para pejabat NASA menduga, obyek itu adalah bagian dari kendaraan beroda enam tersebut yang cuil lalu terjatuh, namun mereka memutuskan untuk menghentikan proses pengambilan sampel, menyekop tanah Mars, sebelum mengkonfirmasi apa sesungguhnya benda misterius itu. 

Segera setelah pengumuman NASA, sejumlah gambar lelucon diposting ke twitter dengan komentar lucu, salah satunya, "Oh tidak! Aku menjatuhkan kunciku." Tweet itu milik Will Pomerantz, wakil direktur Virgin Galactic, perusahaan milik Sir Richard Branson yang akan meluncurkan pesawat komersil ke luar angkasa. 

Sementara itu, sebuah video yang dirilis NASA menunjukkan material Mars pertama yang diambil lengan Curiosity pada 7 Oktober 2012. Sekop kecil selebar 1,8 inchi (4,5 cm) dan panjang 2,8 (7,1 cm) inchi bergetar, untuk menyaring tanah dan menyingkirkan kerikil-kerikil. 

Tanah Mars kemudian akan menjalani serangkaian uji kimia dan Sinar X untuk mengidentifikasi mineral, dan membantu para ilmuwan memahami komposisi Mars secara lebih baik. 

Tanah pertama yang dikumpulkan itu adalah tonggak utama misi Curiosity. "Tepuk tangan bergemuruh, yang paling keras sejak pendaratan Curiosity. Saat kami melihat tumpukan tanah dalam sekop," kata deputi ilmuwan proyek, Ashwin Vasavada kepada Los Angeles Times

"Terlihat tepung untuk membuat kue. Dan seperti halnya pembuat kue, kami menggetarkan sendok untuk memastikan yang terbaik."

Curiosity akan melakukan misi dua tahun dengan nilai fantastis US$2,5 miliar untuk mempelajari apakah Mars bisa menopang kehidupan, meski itu hanya mikroba.

Saat ini, Mars adalah gurun beku, namun sejumlah studi geologi menunjukkan, ia lebih hangat dan basah.


Sumber

NASA Tangkap Suara Aneh Bumi dari Luar Angkasa


Manusia yang tak henti berbicara, deru kendaraan, hembusan agin, rudal yang meledak, segala macam bunyi dan kebisingan ada di dalam Bumi. Tapi suara macam apa yang dipancarkan planet biru ke luar angkasa. 

Suara aneh mirip dengungan ditangkap oleh satelit kembar Radiation Belt Storm Probe (RBSP) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang baru diluncurkan 30 Agustus 2012 lalu. 

Dua satelit tersebut menangkap gelombang yang radio mirip kicauan dan siulan yang dipancarkan magnetosfer Bumi pada Rabu 5 September 2012 lalu. Menangkap suara "nyanyian" Bumi.  Dengarkan suaranya di tautan ini.

Suara ini juga bisa didengar telinga manusia di luar angkasa. Asal, orang tersebut melepas helmnya saat melayang di luar angkasa. Juga tak ada gangguan penerimaan suara di ruang hampa udara. 

Craig Kletzing, dari University of Iowa, adalah peneliti utama Electric and Magnetic Field Instrument Suite and Integrated Science (EMFISIS), instrumen yang ada dalam dua satelit tersebut. Ia mengatakan, manusia sejatinya sudah mengetahui suara ini selama beberapa dekade. 

"Penerima gelombang radio terbiasa menangkapnya, terdengar seperti kicauan burung," kata dia seperti dimuat Daily Mail

Suara itu biasanya mudah didengar kala pagi, berbarengan dengan suara burung. "Itu mengapa kadang-kadang diumpamakan sebagai "nyanyian fajar"."

Suara tersebut dipancarkan oleh partikel energik di tingkat atas dari magnetosfer Bumi, sebelum akhirnya bunyi itu berbalik ke sabuk radiasi yang mengelilingi Bumi.

Satelit kembar RBSP mengelilingi Bumi dalam orbit elips, kadang-kadang melayang rendah 37s mil di atas tanah, terkadang hingga ketinggian 20.000 mil. 

Tujuan dua satelit itu adalah untuk mempelajari Sabuk Van Allen yang mengelilingi Bumi, khususnya mengungkap partikel pembentuk sabuk radiasi.


Sumber