Tampilkan postingan dengan label Robot. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Robot. Tampilkan semua postingan

Self-Sculpting Sand Robots, Robot Kotak Mini yang Bisa Meniru Berbagai Bentuk Benda



Tim peneliti Distributed Robotics Laboratory (DRL) dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dikabarkan tengah mencoba untuk menggarap “self-sculpting sand“, sebuah robot kecil yang berbentuk kotak. Robot ini bisa meniru berbagai bentuk dan benda.

Tim peneliti tersebut telah membuat setidaknya 30 robot cerdas tersebut beserta perangkat lunak untuk menjalankannya. Robot berbentuk kotak itu memiliki magnet yang disematkan pada sisi-sisinya sehingga bisa saling menempel. Efek magnetis bisa dihidupkan atau dimatikan sesuai keperluan serta tidak membutuhkan listrik.
Di dalamnya juga terdapat microprosesor yang bisa mengatur magnet mana yang harus diaktifkan. Masing-masing prosesor bisa menyimpan kode sekira 32 kilobyte dan hanya memiliki memori aktif sekira dua kilobyte.
Cara kerjanya cukup unik, pertama-tama robot itu akan menyelimuti bentuk asli benda. Kemudian akan saling mengirimkan pesan tentang bentuk asli benda tersebut. Selanjutnya mereka akan mendefinisikan bentuknya sendiri sebagai tiruan benda asli.
(Via Okezone)

Peneliti Kembangkan Robot yang Bisa Dikendalikan Dengan Pikiran Manusia


Mengendalikan sebuah robot melalui pikiran ternyata bukan lagi sebuah khayalan. Sekelompok Ilmuwan dari Federal Polytechnic School of Lausanne asal Swiss telah menciptakan robot dengan teknologi canggih yang dapat dikendalikan menggunakan pikiran manusia.
Robot canggih ini dikontrol menggunakan sebuah topi elektroda melalui gelombang otak. Sistem ini dikembangkan oleh Jose Millan, seorang profesor dari Federal Polytechnic School of Lausanne. Ia memiliki spesialisasi pada bidang non-invasive interfaces antara mesin dan otak manusia.
Sistem kendali robot tersebut untuk pertama kalinya didemonstrasikan oleh orang yang mengalami kelumpuhan. Sistem kendali robot tersebut diujicobakan dengan cara digunakan untuk menggerakan kursi roda di sebuah rumah sakit.

Sayangnya, teknologi ini memiliki keterbatasan yaitu sinyal otak akan teracak jika terlalu banyak orang yang berkumpul di sekitar penguji. Tapi, Jose Millan mengatakan bahwa sistem kendali robot ini bukan hanya bisa digunakan untuk menggerakan kursi roda saja, tapi juga bisa digunakan untuk membantu memulihkan indera perasa pasien.