Lini Depan Tumpul, MU KO di Kandang Norwich




Hasil mengejutkan tercipta di Carrow Road saat 
Norwich City menjungkalkan Manchester United dengan skor 1-0. Persaingan di papan atas Premier League pun semakin panas.

Pada laga yang berakhir Minggu dini hari WIB, 18 November 2012, kedua tim bermain terbuka sejak menit pertama namun tak ada gol yang tercipta pada 45 menit awal.

Norwich baru berhasil mengejutkan MU saat laga memasuki satu jam. Menerima umpan Javier Garrido, Anthony Pilkington berhasil menyundul bola ke tiang jauh Anders Lindegaard.

Tertinggal, MU masih belum bisa menemukan serangan terbaiknya. Kombinasi Robin van Persie, Javier 'Chicharito' Hernandez dan Danny Welbeck tumpul di lini pertahanan lawan.

Ashley Young juga aktif di sayap Red Devils. Tapi umpan-umpan matang yang ia berikan gagal dikonversikan jadi gol.

Performa John Ruddy di bawah mistar Norwich pun patut mendapatkan pujian. Kiper botak itu beberapa kali jatuh bangun untuk menjaga gawangnya tetap tak bobol sepanjang 90 menit. Skor 1-0 pun bertahan sampai usai.

Dengan hasil ini, MU gagal kembali ke puncak klasemen Premier League. Tim asuhan Sir Alex Ferguson itu duduk di posisi dua dengan poin 27, minus satu dari Manchester City.

Bagi Norwich sendiri hasil ini mendongkrak posisi mereka di papan klasemen. The Cannariessaat ini duduk di peringkat 13 dengan 14 poin, menggeser Stoke City dan Wigan Athletic.

Susunan Pemain:
Norwich: Ruddy; Whittaker, Bassong, Turner, Garrido; Snodgrass (Bennett 90+1'), Johnson, Tettey, Pilkington; Hoolahan (Howson 83'); Holt (Morison 83')

Manchester United: Lindegaard; Rafael, Ferdinand (Anderson 83'), Smalling, Evra; Valencia(Scholes 69'), Carrick, Giggs, Young; Chicharito (Welbeck 69'), Van Persie


Bunker-Bunker Ini Anti Kiamat?





Suku Maya meramalkan akhir Kalender Hitung Panjang (Long Count) sebagai saat kehidupan di dunia berakhir. Jika disesuaikan dengan kalender Masehi, akhir dunia itu jatuh pada 21 Desember 2012. Mendekati prediksi akhir kehidupan di Bumi tersebut, bunker-bunker anti-kiamat berbagai tipe pun tersedia.

Bunker-bunker di segala penjuru dunia mulai dilirik sebagai tempat berlindung bagi orang-orang yang mempercayai ramalan suku Maya bahwa kiamat datang Desember mendatang. Bunker-bunker ini pun "menawarkan" perlindungan dengan berbagai pilihan harga, fasilitas, interior, dan sebagainya.
Meski beberapa bunker tidak memberikan nuansa interior yang meyakinkan, diprediksi barang ini akan jadi jualan yang laris sekaligus mahal.

Seperti bunker di New York yang dinamai Adirondack Missile Silo ini. Karat menghiasi dinding dan lantai bunker. Tapi, pemiliknya mengklaim bunker ini anti-kiamat. Dia berada di pegunungan Adirondack Mountains, beberapa jam berkendara dari Kota sibuk New York. Jika serius ingin memiliki tempat berlindung saat kiamat, Anda bisa memiliki tempat di sana dengan membayar US$1,76 juta.


Yang lebih mewah pun tersedia. Hotel Hilton di Maladewa menawarkan suite bawah laut. Dari kamar tidur, Anda bisa menikmati pemandangan bawah laut yang eksotik dengan kasur lebar dan empuk. Suite ini disediakan bagi konsumen berkantong tebal yang ingin menghindari dari hiruk-pikuk di daratan. 

Ada juga bunker yang dibangun keluarga mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, Camp Camelot, di Peanut Island dekat Palm Beach, Florida. Dibangun pada 1961, saat ketegangan nuklir Amerika meningkat dengan Kuba. Saat ini, bunker tersebut disulap jadi museum. 

Sementara itu, di Swedia, sebuah bunker dibangun jauh ke dalam gunung. Di sini, Wikileaks menyimpan server mereka, sekaligus berlindung dari kiamat. 

The Bad Neuenahr-Ahrweiler shelter juga bisa jadi pilihan. Shelter berbentuk terowongan ini berada di bawah tanah dan tembus hingga ke perkebunan anggur. Dulu, terowongan ini dibangun sebagai untuk persembunyian pejabat pemerintahan Jerman Barat saat perang nuklir. 

Di Beijing, China, ada Dixia Cheng. Kota bawah tanah ini dibangun 1970-an sebagai bentuk antisipasi negara komunis ini terhadap perang nuklir. Sebagian kota berbentuk terowongan ini sempat dibuka untuk wisata publik pada 2000, tapi kemudian ditutup Februari 2008 dengan alasan renovasi. 

Dixia Cheng disebut-sebut sebagai "Great Wall" China bawah tanah, karena juga dibangun untuk kepentingan pertahanan militer.


Sumber

Ronaldo Mengaku Rindu Ferguson




Bintang 
Real Madrid, Cristiano Ronaldo, menilai mantan manajernya di Manchester United, Sir Alex Ferguson, sebagai sosok yang keras. Kendati demikian, Ronaldo tetap mengaku kangen dengan pria asal Skotlandia itu.

Ronaldo sempat bermain di bawah asuhan Fergie selama enam tahun di Old Trafford. Di sana, Fergie sukses mendidik Ronaldo dari "bocah ingusan" sampai menjadi Pemain Terbaik Dunia versi FIFA. Ronaldo pun sangat berterima kasih kepada pria yang telah melatih Setan Merah sejak 1986 tersebut.

"Fergie sosok yang fantastis. Dia mengajarkan saya banyak hal. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dia sudah seperti seorang ayah dalam sepakbola, karena dia mengajarkan saya banyak hal," kata Ronaldo kepada CNN.

"Saya benar-benar merindukannya karena saya memiliki hubungan yang baik dengan dia," ucapnya.

Ronaldo mengakui Fergie adalah sosok pelatih "bertangan besi". Banyak pemain hebat seperti Jaap Stam, David Beckham dan Ruud van Nistelrooy, yang "diusir" Fergie dari Old Trafford karena tidak memiliki sikap yang baik. 

Soal Fergie yang dikenal sering marah-marah di ruang ganti,Ronaldo khawatir ini akan berdampak buruk bagi kesehatan sang manajer.

"Alex itu sangat keras. Saya pikir kadang-kadang dia tidak bisa seperti itu karena dia sudah 70 tahun. Ini tidak baik untuk jantungnya. Tapi, dia masih tangguh dan kuat. Saya masih ingat ketika pertama kali bertemu dia dan sekarang dia sepertinya masih memiliki kekuatan yang sama," ucap bintang asal Portugal itu.


Sumber

Ken Kutaragi, "Si Bapak" PlayStation Dunia



NAMA
 Ken Kutaragi mendadak bersinar setelah sukses meluncurkan PlayStation di seluruh dunia. Di saat yang berbarengan, video game dari Sony Corporate mengalami kemerosotan dalam profit perusahaannya.



Sehingga bisa dikatakan momen kelahiran PlayStation itu, menjadi angin segar disaat perusahaan game terbesar seperti Sony itu mengalami keterpurukan. Nah, sukses PlayStation yang menguasai pasar dunia itulah yang membawa Ken Kutaragi kerap dijuluki “Si Bapak PlayStation”.



Terlebih setelah sukses itu, tidak berselang lama, Ken melahirkan PlayStation generasi berikutnya. Ada PlayStation 2, dan PlayStation 3, yang hingga kini masih digandrungi para gamers seluruh dunia. 



Selain di Sony, Ken yang kelahiran 8 Agustus 1950 itu, juga pernah merancang prosesor suara untuk Super Nintendo. Namun, dengan debutnya di Sony, dia berhasil mendesain chip Very-large-scale integration (VLSI) yang bekerja dengan CPU PS1 untuk menangai proses rendering 3D.



Kini, dia menjadi sosok yang diperhatikan oleh para analis finansial, lantaran kepiawaiannya, dalam menciptakan produk game teranyar, PlayStation. Terlebih game besutannya itu berhasil mendongkrak keuangan perusahaan (untung besar) yang berkantor pusat di Jepang tersebut.



"Bapak PlayStation" ini juga pernah menjabat sebagai President dan CEO Cyber AI Entertainment Inc, serta pernah memimpin perusahaan seperti Kadokawa Group Holdings Inc, Nokima Corporation serta Rakuten Inc. 



Dijuluki "A++ Sejati"
Seperti diketahui, Ken kecil adalah anak dari keluarga yang sederhana. Sejak masih kanak-kanak, kedua orangtuanya sudah menempa Ken agar bisa mengembangkan sesuatu yang bernilai kreativitas dalam bentuk apapun, termasuk berbisnis. 



Hal itulah yang ditunjukkan Ken, saat keluarganya memiliki pabrik percetakan  kecil di kota tempat dia dibesarkan. Kutaragi yang masih berusia muda, waktu itu didorong kedua orangtuanya untuk mengeksplorasi kemampuan mekanis di pabrik dan sepulangnya dari sekolah, ia pun bekerja di pabrik tersebut.



Selain tugasnya di pabrik milik orangtuanya, Kutaragi pun menjadi juara di kelasnya. Ia dikenal teman-teman dan gurunya sebagai siswa yang rajin. Bahkan, Kutaragi digambarkan sebagai seorang anak yang pintar, dengan julukan "A++ sejati".



Motivasi tinggi menyertai Ken Kutaragi, dia memiliki keinginan kuat untuk mengetahui seluk-beluk mesin. Ketika ia berusia muda, dia juga sering membongkar mainan, hanya untuk memuaskan dahaga rasa keingintahuannya dengan mengamati bagaimana mekanismenya, sehingga mainan itu dapat bekerja.



Rasa keingintahuan Kutaragi terhadap mesin maupun mainan sudah terlihat sejak kecil. Ia pun senang bergelut dan mempelajari seluk-beluk elektronik. Kecintaannya terhadap bidang elektronik, membuatnya terus mengembangkan diri dengan menuntut ilmu di Denki Tsushin University dan ia pun memperoleh gelar Electronics.



Tak berselang lama setelah kelulusannya, Kutaragi mulai bekerja untuk Sony di laboratorium penelitian digital. Kutaragi merasa bekerja di laboratorium tersebut adalah sebuah keputusan yang tepat, ia pun berpikir bahwa bekerja di Sony merupakan sesuatu yang sebutnya sebagai "Jalur Cepat". Kutaragi pun segera mendapatkan reputasi sebagai problem solver (pemecah masalah) di tempat kerjanya.



Kutaragi merupakan insinyur yang terus berpikir ke depan. Ia juga sukses menelurkan berbagai karya atau projeknya, seperti mengembangkan teknologi liquid crystal displays (LCD) dan kamera digital.



Peran Ken di Industri Game
Akhir tahun 1980-an, Ken Kutaragi menyaksikan saudara perempuannya memainkan Famicom, yakni konsol game "jadul" keluaran Nintendo. Sejak saat itu, Kutaragi kepincut untuk bisa merealisasikan bahwa suatu hari ia pun dapat mengembangkan konsol game buatannya. 



Pada suatu waktu, Eksekutif Sony memiliki ketertarikan dalam video game. Di sisi lain, ketika Nintendo menyatakan perlunya chip suara wave-table untuk sistem 16-bit miliknya, Kutaragi diminta langsung untuk menangani projek tersebut. 



Bekerja secara rahasia, Kutaragi mendesain dan membangun chip, SPC700. Ketika mengetahui apa yang dikerjakan Ken Kutaragi, Direksi Eksekutif Sony ketika itu sangat marah. Hanya Norio Ohga, yang menjabat sebagai CEO Sony pada kala itu, yang membantu Ken Kutaragi mendorong projek tersebut dan terus mempertahankan pekerjaannya.



Saat Ken Kutaragi bekerja dengan Nintendo, di pihak Sony, game masih dianggap sebagai tren dan sesuatu yang dipandang rendah. Meskipun ketika itu, Sony tampak memusuhi video game, namun Kutaragi berhasil membujuk Sony untuk mendanai penelitian tentang Super Famicom CD. Upaya ini pada akhirnya menjadi cikal-bakal dan kemudian menghasilkan sebuah perangkat yang disebut "PlayStation".



Konsol game tersebut, kompatibel dengan game Super Famicom dan software yang dirilis dalam format baru, bernama Super CD. Akan tetapi, kemitraan antara Sony dan Nintendo mengalami gangguan, lantaran perbedaan pendapat perizinan. Meskipun demikian, Kutaragi dan Sony terus mengembangkan konsol mereka sendiri.



Walaupun dianggap sebagai pertaruhan berisiko oleh eksekutif Sony lainnya, Ken Kutaragi sekali lagi mendapat dukungan penuh dari Sony CEO Norio Ohga. Beberapa tahun kemudian, perusahaan telah meluncurkan original PlayStation.


Sumber